Cara Memahami Konsep Rezeki Dalam Al-quran, Begini Penjelasanya!



    Setiap makhluk yang Allah SWT ciptakan di bumi, tidaklah ia di ciptakan melainkan Allah telah menjamin rezekinya. makna rezeki ini, jangan hanya di batasi dengan material semata. karna nikmat kesehatan, kehidupan, anak yang sholeh, sahabat yang baik, keluarga yang samawa semua itu adalah rezeki dari Allah SWT yang patut kita syukuri. 

Bahkan Allah SWT telah mengatur rezeki manusia dari sejak ia di dalam kandungan ibunya. dijelaskan di dalam hadis arbain nawawi no.4 yang artinya  :

….Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan diperintahkan untuk ditetapkan empat perkara, yaitu rezekinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya.

Di dalam hadis ini jelas disebutkan bahwa manusia telah ditetapkan rezekinya sejak ia di alam kandungan. jika kita sudah meyakini bahwa setiap manusia yang lahir di bumi telah Allah tetapkan rezekinya, maka ia tak perlu risau ataupun gelisah memikirkan masalah rezeki. apa lagi sampai mengupayakan dengan cara yang haram.

Allah SWT mengisyaratkan di dalam Al-Qur’an surah al-baqarah ayat 168 perihal rezeki :

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

Artinya : Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan tentang makna pada ayat ini bahwa ayat ini di buka dengan panggilan seluruh manusia “yaa ayyuhannas.”yaitu mencakup di dalamnya manusia yang beriman ataupun tidak beriman. “kuluu” makanlah, makna kulu dalam ayat ini adalah makna kiasan yaitu menyebutkan sebagian untuk maksud sepenuhnya. dengan maksud jika ingin mendapat rezeki baik itu berupa makanan, pakaian, harta benda maka caranya dengan bekerja. maka ikhtiarlah untuk mencari kehidupan dengan cara bekerja. "Mimma fir ardhi “ dari apa-apa yang ada di bumi Allah yang terbentang luas. carilah dengan cara yang halal dan juga thayyib atau baik untuk di konsumsi. Sehingga dari ayat ini dapat di simpulkan bahwa rezeki itu luas terbentang di bumi Allah, dan untuk mendapatkannya kita harus berikhitiar, dan Allah SWT memberi peluang ini terbuka kepada seluruh manusia, sehingga setiap manusia yang berikhtiar dengan maksimal maka ia akan mendapatkan hasil dari ikhtiarnya.

Lantas timbul pertanyaan, jadi apa perbedaan orang yang beriman dengan yang tidak beriman. Maka perbedaanya adalah di keberkahan.

Makanya di dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 172 ayatnya di buka dengan kata iman :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْ وَاشْكُرُوْا لِلّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.

Kalau kita perhatikan dengan seksama di ayat 168 menggunakan kata halal, sedangkan di ayat 172 kata halalnya tidak ada. Mengapa demikian? jawabanya adalah karena setiap orang yang beriman, ia itu tidak usah diingatkan lagi dengan mencari harta yang halal, karena otomatis imannya akan menuntun ia untuk mencari harta yang halal. Lalu jika diteliti lagi, "kata mimma fil ardi" didalam ayat 168 tidak di sebutkan lagi dan di ayat 172nya diganti dengan kata “ma razaqnaaqum". yang tafsirnya yaitu “dengan keagunganku kata Allah, telah Aku siapkan rezeki kepada kalian yaitu orang beriman." lalu penggunaan kata “thoyyibat” dalam ayat ini menggunakan bentuk jamak, yang mengisyaratkan bahwa Allah SWT tambahkan kepada setiap insan beriman rezeki dari segi kualitasnya yaitu ada keberkahan di dalamnya. walaupun dalam pandangan manusia terlihat sedikit dari segi kuantitasnya.

Sehingga dari pengertian tersebut, jika diterjemah bebasnya yaitu wahai orang-orang yang beriman, kalian tak perlu risau, Aku telah siapkan rezeki kepada kalian kata Allah, dan Aku tambahkan keberkahan di dalamnya sehingga engkau tidak lelah dalam mencarinya dan imanmu akan membimbing untuk menggunakan harta sesuai kebutuhan dan tidak sesuai nafsu. dan diakhir ayatnya Allah SWT menyuruh kita untuk terus bersyukur atas nikmat-nikmat yang Allah telah berikan dan senantiasa kita beribadah kepada-Nya.

Itulah tadi konsep rezeki di dalam Alquran, sehingga dari penjelasan di atas seharusnya kita sebagai orang yang beriman harus yakin dan tak perlu risau perihal rezeki ini. Akhirnya penulis mengajak pembaca yang budiman untuk kita sama-sama terus meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT. lalu jika ingin mencari rezeki maka berikhtiarlah semaksimal mungkin dan carilah dengan cara yang halal nan juga baik. Semoga bermanfaat.

Barakallahu Fiikum 

Komentar

Postingan Populer