Tadabbur Surah Al-Ikhlas : Belajar mengenal Allah SWT dan kebesaran-Nya


Mengenali siapa yang ia cintai adalah sarana awal dalam proses mencinta. dan biasanya jika orang sudah cinta maka ia akan mengutamakan yang ia cintai diatas segala-galanya. Begitu juga jika seorang hamba mencintai Rabbnya, sehingga buah dari cinta inilah yang nantinya akan melahirkan ketaatan dan kepatuhan. dan buah-buah dari ketaatan (takwa) ini yang kelak akan menghasilkan kemudahan dalam hidup, rezeki yang tidak disangka-sangka, sukses dunia akhirat dan puncaknya Allah meridhoi hamba tersebut untuk masuk ke syurga tertinggi bersama kekasih-Nya yaitu Baginda Rasulullah Saw. tentu hal ini adalah hal yang sangat di damba-dambakan oleh setiap muslim bukan?

Maka berjuanglah dalam mengenal Allah dan mendapatkan cinta-Nya. salah satu sarananya kita bisa mengambil pelajaran dan mentadabburi surah-surah ia turunkan. diantaranya ada surah Al-Ikhlas ayat 1-4 : 

قُلۡ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ‌
Qul huwal laahu ahad
1. Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa.

اَللّٰهُ الصَّمَدُ‌
Allah hus-samad
2. Allah tempat meminta segala sesuatu.

لَمۡ يَلِدۡ ۙ وَلَمۡ يُوۡلَدۡ
Lam yalid wa lam yuulad
3. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.

وَلَمۡ يَكُنۡ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ
Wa lam yakul-lahu kufuwan ahad
4. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."

Dalam surah ini kita bisa mengambil 4 pelajaran diantaranya adalah:

Pertama, Penamaan surah al-Ikhlas itu sendiri, memberikan isyarat kepada kita bahwa dalam Menuhankan Allah, beribadah kepada-Nya maka hendaklah kita ikhlas dengan memurnikan niat kita tulus hanya untuk-Nya.

Kedua, Allah menjelaskan sendiri nama-Nya dalam surah ini bahwa Tuhan yang kita sembah dan kita beribadah kepada-Nya yaitu Allah. dan Allah adalah Tuhan yang Esa (tunggal).

Ketiga, Allah tempat kita minta segala sesuatu, Allah tempat bergantung, Allah tempat berharap. ayat ini seharusnya membuat siapapun akan terharu membacanya. semakin teguh keyakinannya bahwa hanya Allah-lah tempat kita untuk berharap dan bergantung. makanya tak sedikit kita mendengarkan keluhan-keluhan dari keluarga, sahabat yang kecewa dengan manusia, sebab karena berharap.

Keempat, Allah tidak memiliki anak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada sesuatu yang setara dengan-Nya. hal ini jelas menguatkan keimanan sekaligus logika kita bahwa Tuhan (Khaliq) jauh berbeda dengan makluk. jika Tuhan itu Tunggal maka manusia tidak, manusia itu beranak dan memiliki keturunan. Tuhan tempat berharap, manusia bukan tempat berharap dsb.

Komentar

Postingan Populer